Wednesday, September 25, 2013

Al-Quran Sebagai Panduan Hidup

~ Salam Sejahtera keatas kamu...

Al-Quran kalau belek setiap hari dengan hanya membaca tanpa mengetahui apakah isi kandunganya adalah sesuatu perkara yang biasa kita dengar namun dari segi lengok tarinya berbeza atau boleh saya kata terjemahanya yang paling senang ialah "Keturunan semata-mata". 

Maaf kalau bahasanya agak kasar sedikit namun itulah hakikatnya yang telah berlaku semenjak kita bebas dari penjajah 55Tahun lalu
Seperti tuan2 dan puan2, saya juga dibesarkan dengan kefahaman yang sama dimana Al-Quran adalah satu kemestian untuk sesebuah keluarga. 

Satu keluarga seharusnya ada satu Kitab Al-Quran yang disimpan diatas Almari, Rak Buku atau disimpan dirak "display" ruang tamu. Diruang tamu juga digalakan mengantung Kalimah2 Allah seperti yang lazimnya Ayat Seribu Dinar & Ayat Kursi yang digantung dengan Bingkai gambar yang rata-ratanya boleh mencecah Ribuan ringgit malah ada yang mencecah ratusan ribu ringgit terpulang kepada empunya tuan rumah. Itu semua adalah ISLAM setelah kita DIJAJAH, atau saya boleh katakan ISLAM a la Penjajah
.

Surah Al-Baqarah ayat 170
~"Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?".
Surah Al An 'Aam ayat 116
~"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)"
Surah Al An'Aam ayat 106
~"Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu; tidak ada Tuhan selain Dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik."
Masihkah kita ingat masa dahulu kita mengikut sahaja apa yang diperintahkan kepada kita tanpa usul periksa, tanpa bertanya kita terus melakukan perkara2 yang mana kita jauh tidak mengetahui selok belok mengenai hal yang kita tengah perbuat? pernahkah kita bertanya pada diri kita sendiri;
1. Mengapa perlu Solat?
2. Mengapa perlu Puasa?
3. Mengapa Perlunya Baca Al-Quran? - Baca saja tapi tak paham...

Baiklah Mari kita menyelam kedasar yang lebih dalam sedikit, tapi jangan dalam sangat nanti kita lemas....



Surah A Isra’ ~ “Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,

*Kalau Kita dah Mati, hanya ada Syurga dan Neraka. Tetapi Disekolah kalau gagal sekali pun kita boleh ULANG amik Exam.




Tuesday, September 24, 2013

Sunnah Rasul #1

Adam ~ ادم
NABI ADAM A.S

Setelah Allah s.w.t.menciptakan bumi dengan gunung-gunungnya, laut-lautannya dan tumbuh - tumbuhannya, menciptakan langit dengan mataharinya, bulan dan bintang-bintangnya yang bergemerlapan menciptakan malaikat-malaikatnya ialah sejenis makhluk halus yang diciptakan untuk beribadah menjadi perantara antara Zat Yang Maha Kuasa dengan hamba-hamba terutama para rasul dan nabinya maka tibalah kehendak Allah s.w.t. untuk menciptakan sejenis makhluk lain yang akan menghuni dan mengisi bumi memeliharanya menikmati tumbuh-tumbuhannya,mengelola kekayaan yang terpendam di dalamnya dan berkembang biak turun-temurun waris-mewarisi sepanjang masa yang telah ditakdirkan baginya.

 Kekhawatiran Para Malaikat.

Para malaikat ketika diberitahukan oleh Allah s.w.t. akan kehendak-Nya menciptakan makhluk lain itu, mereka khuatir kalau-kalau kehendak Allah menciptakan makhluk yang lain itu, disebabkan kecuaian atau kelalaian mereka dalam ibadah dan menjalankan tugas atau karena pelanggaran yang mereka lakukan tanpa disadari. Berkata mereka kepada Allah s.w.t.: "Wahai Tuhan kami! Buat apa Tuhan menciptakan makhluk lain selain kami, padahal kami selalu bertasbih, bertahmid, melakukan ibadah dan mengagungkan nama-Mu tanpa henti-hentinya, sedang makhluk yang Tuhan akan ciptakan dan turunkan ke bumi itu,nescaya akan bertengkar satu dengan lain,akan saling bunuh-membunuh berebutan menguasai kekayaan alam yang  terlihat diatasnya dan terpendam di dalamnya,sehingga akan terjadilah kerusakan dan kehancuran di atas bumi yang Tuhan ciptakan itu."

Allah berfirman, menghilangkan kekhuatiran para malaikat itu:
"Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui dan Aku sendirilah yang mengetahui hikmat penguasaan Bani Adam atas bumi-Ku.Bila Aku telah menciptakannya dan meniupkan roh kepada nya,bersujudlah kamu di hadapan makhluk baru itu sebagai penghormatan dan bukan sebagai sujud ibadah,karena Allah s.w.t. melarang hamba-Nya beribadah kepada sesama makhluk-Nya."
Kemudian diciptakanlah Adam oleh Allah s.w.t.dari segumpal tanah liat, kering dan lumpur hitam yang berbentuk.Setelah disempurnakan bentuknya ditiupkanlah roh ciptaan Tuhan ke dalamnya dan berdirilah ia tegak menjadi manusia yang sempurna.

Iblis Membangkang.


Iblis membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah seperti para malaikat yang lain,yang segera bersujud di hadapan Adam sebagai penghormatan bagi makhluk Allah yang akan diberi amanat menguasai bumi dengan segala apa yang hidup dan tumbuh di atasnya serta yang terpendam di dalamnya.Iblis merasa dirinya lebih mulia,lebih utama dan lebih agung dari Adam,karena ia diciptakan dari unsur api, sedang Adam dari tanah dan lumpur.Kebanggaannya dengan asal usulnya menjadikan ia sombong dan merasa rendah untuk bersujud menghormati Adam seperti para malaikat yang lain,walaupun diperintah oleh Allah.

Tuhan bertanya kepada Iblis:"Apakah yang mencegahmu sujud menghormati sesuatu yang telah Aku ciptakan dengan tangan-Ku?"
Iblis menjawab:"Aku adalah lebih mulia dan lebih unggul dari dia. Engkau ciptakan aku dari api dan menciptakannya dari lumpur."
Karena kesombongan, kecongkakan dan pembangkangannya melakukan sujud yang diperintahkan, maka Allah menghukum Iblis dengan mengusir dari syurga dan mengeluarkannya dari barisan malaikat dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pada dirinya hingga hari kiamat. Di samping itu ia dinyatakan sebagai penghuni neraka.

Iblis dengan sombongnya menerima dengan baik hukuman Tuhan itu dan ia hanya mohon agar kepadanya diberi kesempatan untuk hidup kekal hingga hari kebangkitan kembali di hari kiamat. Allah meluluskan permohonannya dan ditangguhkanlah ia sampai hari kebangkitan, tidak berterima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu, bahkan sebaliknya ia mengancam akan menyesatkan Adam, sebagai sebab terusirnya dia dari syurga dan dikeluarkannya dari barisan malaikat, dan akan mendatangi anak-anak keturunannya dari segala sudut untuk memujuk mereka meninggalkan jalan yang lurus dan bersamanya menempuh jalan yang sesat,mengajak mereka melakukan maksiat dan hal-hal yang terlarang,menggoda mereka supaya melalaikan perintah-perintah agama dan mempengaruhi mereka agar tidak bersyukur dan beramal soleh.

Kemudian Allah berfirman kepada Iblis yang terkutuk itu:
"Pergilah engkau bersama pengikut-pengikutmu yang semuanya akan menjadi isi neraka Jahanam dan bahan bakar neraka.Engkau tidak akan berdaya menyesatkan hamba-hamba-Ku yang telah beriman kepada Ku dengan sepenuh hatinya dan memiliki aqidah yang mantap yang tidak akan tergoyah oleh rayuanmu walaupun engkau menggunakan segala kepandaianmu menghasut dan memfitnah."

Pengetahuan Adam Tentang Nama-Nama Benda

Allah hendak menghilangkan anggapan rendah para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmat-Nya menunjuk Adam sebagai penguasa bumi, maka diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang berada di alam semesta, kemudian diperagakanlah benda-benda itu di depan para malaikat seraya:"Cubalah sebutkan bagi-Ku nama benda-benda itu, jika kamu benar merasa lebih mengetahui dan lebih mengerti dari Adam."
Para malaikat tidak berdaya memenuhi tentangan Allah untuk menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka. Mereka mengakui ketidak-sanggupan mereka dengan berkata:"Maha Agung Engkau! Sesungguhnya kami tidak memiliki pengetahuan tentang sesuatu kecuali apa yang Tuhan ajakan kepada kami.Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana."

Adam lalu diperintahkan oleh Allah untuk memberitahukan nama-nama itu kepada para malaikat dan setelah diberitahukan oleh Adam, berfirmanlah Allah kepada mereka:"Bukankah Aku telah katakan padamu bahawa Aku mengetahui rahsia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan." 


Adam Menghuni Syurga
    
Adam diberi tempat oleh Allah di syurga dan baginya diciptakanlah Hawa untuk mendampinginya dan menjadi teman hidupnya, menghilangkan rasa kesepiannya dan melengkapi keperluan fitrahnya untuk mengembangkan keturunan. Menurut cerita para ulamat Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam yang disebelah kiri diwaktu ia masih tidur sehingga ketika ia terjaga, ia melihat Hawa sudah berada di sampingnya ia ditanya oleh malaikat:"Wahai Adam! Apa dan siapakah makhluk yang berada di sampingmu itu?"

Berkatalah Adam:"Seorang perempuan."Sesuai dengan fitrah yang telah diilhamkan oleh Allah kepadanya."Siapa namanya?"tanya malaikat lagi."Hawa",jawab Adam."Untuk apa Tuhan menciptakan makhluk ini?",tanya malaikat lagi.
Adam menjawab:"Untuk mendampingiku, memberi kebahagian bagiku dan mengisi keperluan hidupku sesuai dengan kehendak Allah."

Allah berpesan kepada Adam:"Tinggallah engkau bersama isterimu di syurga,rasakanlah kenikmatan yang berlimpah-limpah didalamnya,rasailah dan makanlah buah-buahan yang lazat yang terdapat di dalamnya sepuas hatimu dan sekehendak nasfumu.Kamu tidak akan mengalami atau merasa lapar,dahaga ataupun letih selama kamu berada di dalamnya.Akan tetapi Aku ingatkan janganlah makan buah dari pohon ini yang akan menyebabkan kamu celaka dan termasuk orang-orang yang zalim.Ketahuilah bahawa Iblis itu adalah musuhmu dan musuh isterimu,ia akan berusaha membujuk kamu dan menyeret kamu keluar dari syurga sehingga hilanglah kebahagiaan yang kamu sedang nikmat ini."

Iblis Mulai Beraksi

Sesuai dengan ancaman yang diucapkan ketika diusir oleh Allah dari Syurga akibat pembangkangannya dan terdorong pula oleh rasa iri hati dan dengki terhadap Adam yang menjadi sebab sampai ia terkutuk dan terlaknat selama-lamanya tersingkir dari singgahsana kebesarannya.Iblis mulai menunjukkan rancangan penyesatannya kepada Adam dan Hawa yang sedang hidup berdua di syurga yang tenteram, damai dan bahagia.

Ia menyatakan kepada mereka bahawa ia adalah kawan mereka dan ingin memberi nasihat dan petunjuk untuk kebaikan dan mengekalkan kebahagiaan mereka.Segala cara dan kata-kata halus digunakan oleh Iblis untuk mendapatkan kepercayaan Adam dan Hawa bahawa ia betul-betul jujur dalam nasihat dan petunjuknya kepada mereka.Ia membisikan kepada mereka bahwa.larangan Tuhan kepada mereka memakan buah-buah yang ditunjuk itu adalah karena dengan memakan buah itu mereka akan menjelma menjadi malaikat dan akan hidup kekal.Diulang-ulangilah bujukannya dengan menunjukkan akan harumnya bau pohon yang dilarang indah bentuk buahnya dan lazat rasanya.Sehingga pada akhirnya termakanlah bujukan yang halus itu oleh Adam dan Hawa dan dilanggarlah larangan Tuhan.

Allah mencela perbuatan mereka itu dan berfirman yang bermaksud: "Tidakkah Aku mencegah kamu mendekati pohon itu dan memakan dari buahnya dan tidakkah Aku telah ingatkan kamu bahawa syaitan itu adalah musuhmu yang nyata."
Adam dan Hawa mendengar firman Allah itu sedarlah ia bahawa mereka telah terlanggar perintah Allah dan bahawa mereka telah melakukan suatu kesalahan dan dosa besar.Seraya menyesal berkatalah mereka:"Wahai Tuhan kami! Kami telah menganiaya diri kami sendiri dan telah melanggar perintah-Mu karena terkena bujukan Iblis.Ampunilah dosa kami karena nescaya kami akan tergolong orang-orang yang rugi bila Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami."

Adam dan Hawa Diturunkan Ke Bumi

Allah telah menerima taubat Adam dan Hawa serta mengampuni perbuatan pelanggaran yang mereka telah lakukan hal mana telah melegakan dada mereka dan menghilangkan rasa sedih akibat kelalaian peringatan Tuhan tentang Iblis sehingga terjerumus menjadi mangsa bujukan dan rayuannya yang manis namun berancun itu.

Adam dan Hawa merasa tenteram kembali setelah menerima pengampunan Allah dan selanjutnya akan menjaga jangan sampai tertipu lagi oleh Iblis dan akan berusaha agar pelanggaran yang telah dilakukan dan menimbulkan murka dan teguran Tuhan itu menjadi pengajaran bagi mereka berdua untuk lebih berhati-hati menghadapi tipu daya dan bujukan Iblis yang terlaknat itu.Harapan untuk tinggal terus di syurga yang telah pudar karena perbuatan pelanggaran perintah Allah,hidup kembali dalam hati dan fikiran Adam dan Hawa yang merasa kenikmatan dan kebahagiaan hidup mereka di syurga tidak akan terganggu oleh sesuatu dan bahawa redha Allah serta rahmatnya akan tetap melimpah di atas mereka untuk selama-lamanya.Akan tetapi Allah telah menentukan dalam takdir-Nya apa yang tidak terlintas dalam hati dan tidak terfikirkan oleh mereka. Allah s.w.t.yang telah menentukan dalam takdir-nya bahawa bumi yang penuh dengan kekayaan untuk dikelolanya, akan dikuasai kepada manusia keturunan Adam memerintahkan Adam dan Hawa turun ke bumi sebagai benih pertama dari hamba-hambanya yang bernama manusia itu.Berfirmanlah Allah kepada mereka:"Turunlah kamu ke bumi sebagian daripada kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain kamu dapat tinggal tetap dan hidup disan sampai waktu yang telah ditentukan."

Turunlah Adam dan Hawa ke bumi menghadapi cara hidup baru yang jauh berlainan dengan hidup di syurga yang pernah dialami dan yang tidak akan berulang kembali.Mereka harus menempuh hidup di dunia yang fana ini dengan suka dan dukanya dan akan menurunkan umat manusia yang beraneka ragam sifat dan tabiatnya berbeda-beda warna kulit dan kecerdasan otaknya.Umat manusia yang akan berkelompok-kelompok menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa di mana yang satu menjadi musuh yang lain saling bunuh-membunuh aniaya-menganianya dan tindas-menindas sehingga dari waktu ke waktu Allah mengutus nabi-nabi-Nya dan rasul-rasul-Nya memimpin hamba-hamba-Nya ke jalan yang lurus penuh damai kasih sayang di antara sesama manusia jalan yang menuju kepada redha-Nya dan kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat.

Kisah Adam dalam Al-Quran

Al_Quran menceritakan kisah Adam dalam beberapa surah di antaranya surah Al_Baqarah ayat 30 sehingga ayat 38 dan surah Al_A'raaf ayat 11 sehingga 25

Pengajaran Yang Terdapat Dari Kisah Adam

Bahawasanya hikmah yang terkandung dalam perintah-perintah dan larangan-larangan Allah dan dalam apa yang diciptakannya kadangkala tidak atau belum dapat dicapai oleh otak manusia bahkan oleh makhluk-Nya yang terdekat sebagaimana telah dialami oleh para malaikat tatkala diberitahu bahawa Allah akan menciptakan manusia - keturunan Adam untuk menjadi khalifah-Nya di bumi sehingga mereka seakan-akan berkeberatan dan bertanya-tanya mengapa dan untuk apa Allah menciptakan jenis makhluk lain daripada mereka yang sudah patuh rajin beribadat, bertasbih, bertahmid dan mengagungkan nama-Nya.

Bahawasanya manusia walaupun ia telah dikurniakan kecergasan berfikir dan kekuatan fizikal dan mental ia tetap mempunyai beberapa kelemahan pada dirinya seperti sifat lalai, lupa dan khilaf. Hal mana telah terjadi pada diri Nabi Adam yang walaupun ia telah menjadi manusia yang sempurna dan dikurniakan kedudukan yang istimewa di syurga ia tetap tidak terhindar dari sifat-sifat manusia yang lemah itu.Ia telah lupa dan melalaikan peringatan Allah kepadanya tentang pohon terlarang dan tentang Iblis yang menjadi musuhnya dan musuh seluruh keturunannya, sehingga terperangkap ke dalam tipu daya dan terjadilah pelanggaran pertama yang dilakukan oleh manusia terhadap larangan Allah.

Bahawasanya seseorang yang telah terlanjur melakukan maksiat dan berbuat dosa tidaklah ia sepatutnya berputus asa dari rahmat dan ampunan Tuhan asalkan ia sedar akan kesalahannya dan bertaubat tidak akan melakukannya kembali.Rahmat allah dan maghfirah-Nya dpt mencakup segala dosa yang diperbuat oleh hamba-Nya kecuali syirik bagaimana pun besar dosa itu asalkan diikuti dengan kesedaran bertaubat dan pengakuan kesalahan.
Sifat sombong dan congkak selalu membawa akibat kerugian dan kebinasaan.Lihatlah Iblis yang turun dari singgahsananya dilucutkan kedudukannya sebagai seorang malaikat dan diusir oleh Allah dari syurga dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat kepada dirinya hingga hari Kiamat karena kesombongannya dan kebanggaaannya dengan asal-usulnya sehingga ia menganggap dan memandang rendah kepada Nabi Adam dan menolak untuk sujud menghormatinya walaupun diperintahkan oleh Allah s.w.t.




Sumber: Intitusi Thafiz Al-Quran Lilmuttaqin, Semenyih.
http://mtaqlilmuttaqin.blogspot.com/2013/07/keperluan-musolla-kami.html


Monday, September 23, 2013

~ Masakan Masyarakat Bugis ~

                                     ~ Masakan Bugis ~

Bangsa Bugis adalah Bangsa yang Tidak asing lagi di Nusantara, di Malaysia amnya bangsa ini terdapat diSabah, Sarawak, terenganu dan Johor malah diSemananjung Malaysia.

Suku Bugis hidup dari berburu, menangkap ikan, bertani, menternak dan terkenal dengan ketekunan serta kerajinan. Mereka yang tinggal dipegunungan hidup dari bercucuk tanam, sedang yang dipesisir hidup sebagai nelayan. Mereka dikenal sebagai pedagang barang kelontong; juga terkenal sebagai pelaut yang sering merantau & menyebar ke seluruh Indonesia. Di daerah rantau mereka membuat komunitas sendiri dan kuat.

Tidak Banyak yang bole saya catatkan mengenai Bangsa Bugis, Namun ada kaitannya dengan Nabi Sulaiman dan Puteri Balqis kononya cucu-cicitnya bernama Siti Melangkae, Pembekal Besi dan Logam. Bugis juga handal membuat besi…

Untuk pengakutan kuda, sapi (di darat), rakit atau sampan (di sungai), lambok, benggok, pinisi & sandek (di laut). Pakaian tradisional mereka bernama Wajo Ponco, yang diperkirakan muncul dari pengaruh Melayu. Sekarang baju ini hanyak untuk upacara-upacara, tarian dan penjemputan secara adat. Bahasa mereka adalah bahasa Ugi yang terbagi dalam beberapa dialek, seperti Luwu, Wajo, Bira, Selayar, Palaka, Sindenneng dan Sawito. Makanan utama mereka yaitu beras dan jagung. Mereka memiliki minuman khas seperti tuak, sarabba dan air tape.

Sedikit mengenai Bangsa/Suku Bugis, In Shaa Allah dimasa akan datang saya akan huraikan lebih lanjut, kerana Blog ini saya lebih tumpukan pada Makanan Masyarakat Bugis.
Hidangan warisan etnik Bugis seperti burasak, Kapurung dan Sanggar Belanda pastinya ramai yang terpinga-terpinga, malahan ada tidak pernah mendengar dan menikmatinya.





Burasak



Kalau ramuannya seperti memasak nasi lemak, cuma tidak perlu ditambah bawang, halia ataupun serai hanya beras wangi, santan dan sedikit garam.

Memasak burasak tidaklah rumit tetapi mengambil masa yang cukup lama. Mana tidaknya, ia perlu direbus antara tujuh hingga lapan jam untuk menghasilkan burasak yang teksturnya lembut dan tahan lebih lama.Burasak yang rasanya sedikit lemak enak dimakan panas-panas bersama nasu metti atau asam pedas ikan parang. Tradisinya, orang Bugis akan makan burasak dengan ikan parang, sama ada yang dimasak asam pedas ataupun masak kicap.

Burasak merupakan makanan tradisional masyarakat Bugis yang biasa dihidang ketika musim perayaan seperti hari Raya Fitri dan Adil Adha. Jangan tidak tahu, bukan sebarang daun pisang boleh digunakan untuk membungkus burasak. Hanya daun pisang nipah sahaja yang boleh digunakan untuk membungkus burasak. Bukan tidak boleh guna daun pisang lain tetapi dikhuatiri pulut atau nasi akan menjadi pahit.

Daun pisang pula harus dipilih di bahagian pucuknya atau paling muda. Daun pisang yang tua tidak boleh digunakan kerana keras dan mudah koyak, Menurut sejarahnya, makanan tahan lama yang berasal dari Kepulauan Sulawesi ini sering menjadi pilihan pedagang Bugis sebagai bekalan pelayaran.

Meninjau cara memasak hidangan wajib bagi masyarakat Bugis ini, apa yang boleh disimpulkan, hampir ke semua juadah utamanya mengambil masa yang lama untuk dimasak.

Menurut pakar masakan warisan daripada Fakulti Sains dan Teknologi Makanan Universiti Putra Malaysia (UPM), Prof. Madya Dr. Shahrim Karim, juadah raya masyarakat Bugis memang unik berbanding masakan masyrakat lain.
Sebagai pelengkap juadah manisan berasaskan telur dan pisang seperti baulu pecak yang rupanya seakan nekbak di Kelantan dan lepat pisang tanpa tepung atau barongko turut disediakan.
1.       Burasak perlu disediakan terlebih dahulu kerana ia memerlukan masa yang lama untuk direbus. Cara membuatnya mudah sahaja.
2.      Dengan menggunakan beras wangi yang ditanak separuh masak dengan santan dan sedikit garam untuk penambah lemak.
3.      Setelah nasi masak, ketepikan dan sejukkan lebih kurang dua jam. Selepas itu, ambil tiga sudu beras dan letakkan di atas pucuk daun pisang nipah yang telah dibersihkan.
4.      Selepas siap lima bungkus, satukan burasak dan balut dengan daun pisang nipah tua yang telah dilayurkan.
5.      Bungkus sebanyak dua kali dan ikat kemas burasak dengan tali rafia. Sekarang, burasak siap untuk direbus.


Ayam Lingkuas

Ayam Lingkuas Adalah salah satu masakan yang memang saya idam-idamkan pada musim perayaan, seperti juga diSelangor amnya Hari Raya tidak lengkap kalau tiada Lemang. Begitu juga Ayam Lingkuas & Burasak bagi Masyarakat Bugis.

Cara membuatnya adalah seperti dibawah, namun jika kekurangan mohon maaf dan kalau ada sesiapa yang boleh betulkan…sangatlah dialu-alukan.



1.       Untuk seekor ayam yang beratnya 1.5 kilogram (kg), setengah kg lengkuas diperlukan.
2.      Selain lengkuas, bawang putih, bawang merah dan serai, masakan ini juga menggunakan cili api dan rempah-rempah seperti ketumbar, jintan putih dan jintan manis.
3.      Semua bahan perlu dikisar halus sebelum dimasak dengan sempurna kira-kira 45 minit.
4.      Selepas itu, barulah ayam dimasukkan. Apabila daging sudah kecut, masukkan pula santan pekat. Masak sehingga ayam lembut dan kuah mengering.
5.      Bagi yang pertama kali menikmatinya, jangan risau, saya jamin anda pasti akan menyukainya.
Masakan Bugis mempunyai keunikan yang tersendiri namun ia jarang ditemui di restoran dan kurang popular dalam kalangan masyarakat di negara ini. Bagi saya, keistimewaan masakannya terletak pada bahan-bahan yang digunakan, cara penyediaan dan namanya yang unik. Rasanya juga enak dan boleh diterima oleh semua lapisan masyarakat.

P/S: Sanggar Belanda kita sambung minggu depan yeee boss... ;)






Saturday, September 21, 2013

Bersanding Dalam Islam

Bersanding dalam Islam

Sekadar Gambar Hiasan

Bersanding adalah budaya Melayu yang berasal dari budaya agama Hindu, bukan dari budaya Islam. Seperti yang telah dimaklumi, perempuan adalah perhiasan dunia yang wajib dipelihara kesuciannya, merupakan aurat yang tertutup berdasarkan sabda2 Nabi SAW, yakni wajib dipelihara dari sebarang pendedahan dan pempameran , demi menjaga dari fitnah pandangan mata lelaki2 yang fasiq yang ada penyakit didalam hati.


Jika majlis persandingan tersebut dibuat secara tertutup (di hadapan keluarga terdekat/mahram), ia diharuskan. Ini kerana ada di antara adat yang masih boleh dipulihkan mengikut acuan Islam atau memenuhi tuntutan syarak.

Tujuan asal majlis bersanding ini ialah untuk memperkenalkan pengantin yang bergelar raja sehari kepada orang ramai. Mereka diperkenalkan sebagai pasangan suami isteri. Lebih-lebih lagi kebanyakan tetamu yang datang ke majlis walimah itu adalah bertujuan melihat dan menatap wajah pasangan raja sehari.

Namun di dalam majlis yang penuh kemeriahan dan bersejarah perlu di pastikan agar syariat Islam tidak tenggelam dalam lautan kegembiraan.

Persoalan yang sangat penting dalam bersanding ialah dari manakah asalnya budaya bersanding; adakah ia budaya atau memang dituntut oleh Islam  atau budaya Masyarakat masyarakat.

Saya dapati budaya bersanding di Malaysia asal usulnya adalah dari agama Hindu. Sekiranya masyarakat Melayu masih mahu berpegang kepada adat maka perlu pastikan adat itu tidak bercanggah dengan syariat Islam.

Justeru, apa jua bentuk upacara majlis persandingan boleh diadakan tetapi dengan syarat persandingan itu hanya dikhaskan untuk ahli keluarga yang mahram sahaja.

Tiada percampuran iaitu pergaulan bebas antara lelaki dan perempuan.
jika majlis persandingan tersebut dibuat secara tertutup (di hadapan keluarga terdekat/mahram), ia diharuskan. Ini kerana ada di antara adat yang masih boleh dipulihkan mengikut acuan Islam atau memenuhi tuntutan syarak.

Tiada pembaziran dan tiada aktiviti-aktiviti yang melalaikan. Apatah lagi jika mengabaikan perintah Allah SWT dengan meninggalkan solat atas alasan sibuk melayan para tamu yang hadir.

Persandingan lazimnya melibatkan perbelanjaan besar, yang sudah pasti berupa pembaziran yang dilarang oleh Allah juga. Alangkah baiknya jika wang tersebut dibelanjakan untuk perkara yang memberi manfaat seperti membantu fakir miskin yang sangat memerlukan duit untuk perbelanjaan asas seperti makan minum, persekolahan anak dan sebagainya. Atau diinfaqkan sebagai sedeqah jariah yang pahalanya berpanjangan hingga ke alam barzakh, berbanding dosa yang dikumpul dengan perbelanjaan bersanding yang membazirkan.

Sekadar Gambar Hiasan

Firman Allah yang bermaksud: “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”.(Surah al-Isra’ 27)

Disebabkan manusia tidak mengambil berat terhadap syariat maka hilangnya keberkatan dalam sebuah perkahwinan. Ini kerana manusia lebih ghairah menggembirakan orang ramai dan tidak menggembirakan Allah SWT.
Sebagai orang Islam, kita berkewajipan untuk menjadikan al-Quran dan sunnah sebagai kayu pengukur dalam menentukan segala tindakan dan amalan kita seharian. 

Ini adalah bertepatan dengan sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud: 'Aku tinggalkan kepada kamu dua perkara, kamu tidak akan sesat selama-lamanya selagi kamu berpegang teguh dengan kedua-dua perkara tersebut, iaitu kitabullah (al-Quran) dan sunnah nabinya'.

(Hadis riwayat Imam Malik). Apatah lagi firman Allah s.w.t. dalam surah Ali 'Imran ayat 102 bermaksud: 'Wahai orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Islam.' Untuk mati dalam keadaan Islam, hidup kita mestilah berpandukan dengan cara Islam, daripada saat dilahirkan sehinggalah saat dikebumikan, In Shaa Allah

Kesimpulannya hukum bersanding pada asalnya adalah harus, namun hendaklah diperhatikan pelaksanaannya agar tidak melanggar syariat Allah seperti yang dibincangkan diatas.

Friday, September 20, 2013

Acuan yang Betul


Pada 19 ZulKaedah 1434H bersamaan dengan 15hb September 2013M ~ saya ke Institusi Thafiz Al-Quran Lilmuttaqin yang dahulunya dikenali sebagai Ma’ahad Thafiz Al-Quran Lilmuttaqin terletak Semenyih, menyahut seruan seorang sahabat dengan membantu dalam pembinaa Institusi Thafiz.

Sampai sahaja disana kami diagihkan tugas masing-masing, saya bahagian mengisi pasir kedalam bekas pasir untuk dimasukan kedalam kereta tolak dan dihantar ke tingkat atas dengan teknik "Pass" dari bawah ke atas, Dalam Bahasa lain berkerja dalam satu (1)Jemaah.
Namun pelajaran yang saya dapat dari mengisi pasir sahaja ialah sukatan mengikut kemampuan, jangan terlalu penuh dan jangan terlalu sikit. Penjelasanya (bainat) seperti orang yang inginkan ilmu sedangkan dalam satu masa kita tidak boleh menerima ilmu yang banyak, sediki-sedikit sudahlah”…orang cakap pelan-pelan kayuh…

Surah Al Qiyaamah: 16 “Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karana hendak cepat-cepat (menguasai)nya

Surah TaHaa:114 “Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."

Tetapi bahagian mencabut paku dari “Scaffolding” (Tiang yang menyokong siling) yang terpakai diketuai oleh Bro Lan dan Bro Amin agak mencabar sedikt. Memerlukan teknik dan peralatan yang betul, kalau tidak kayu akan rosak/pecah dan kayu tidak boleh digunakan lagi. Bahagian ini juga ada penjelasanya, namun belum sempat saya memegang tukul...peluh turun melimpah-melimpah macam Tsunami al maklumla budak Hotel yang jarang-jarang berkerja berat hanya biasa berkerja didalam penghawa dingin 6 hari seminggu.  Ternyata kayu yang hampir-hampir berbentuk “salip” yang diselaputi simen kering dan berhabuk memberikan cabaran kepada saya namun seperti biasa sediakan payung sebelum Hujan

Surah Al Hasyr:18  “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Berbekalkan baju lengan panjang dan glove tangan barulah kerja macam wak Indon Kontrek yang berpengalaman.

Kita berbalik kepada teknik mencabut paku dari kayu yang keras dan diselaputi simen kering, Teringat saya kepada Dakwah yang saya pernah lalui dimana kalau kita ingin mencabut berhala/pahaman seseorang bukanlah mudah. Namun dalam berdakwah kita harus bersedia dari segala aspek terutamanya Al-Quran & Sunnah. Sebab itu sebelum berdakwah kita harus Iqra’ siapa orang yang hendak didakwah.

Tetapi Alhamdulillah Program Train The Trainer (TOT) Anjuran Jabatan Agama Islam Selangor  yang bertempat di Instituti Latihan Dakwah Selangor (ILDAS)  dan Kursus Perkaderan Dakwah anjuran MAIS banyak membantu dalam berdakwah. Begitu jugalah ceritanya dengan Paku yang dicabut ada yang lurus senang dicabut, ada juga yang dah bengkok perlulah diluruskan barulah mudah dicabut. Seperti

Surah Ibrahim :1 “Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.

Surah Al Maa'Idah: 16 "Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.



Alhamdulillah banyak juga yang saya pelajari dengan hanya menangkat pasir dan mencabut paku. In Shaa Allah kalau diizikan dan ada masa terluang saya akan kembali mencari Penjelasan (bainat) sambil berIbadah.
Jadi kepada Saudara, Saudari dan Sahabat-Sahabat yang ingin BerIbadah dari segi Wakaf Al-Quran, Sejadah mahunpun Kemudahan Asas Silalah Lawati Blog dibawah:

http://mtaqlilmuttaqin.blogspot.com/2013/07/keperluan-musolla-kami.html
http://mtaqlilmuttaqin.blogspot.com/


Moga-Moga Wakaf anda menjadi Saham berguna diakhirat nanti In Shaa Allah.



Thursday, September 19, 2013

Kasta!! Ada dalam Islam?? dan Kisah DiSubuh Hari

Salam,
Mohon kemaafan atas segala perbuatan Dan perkataan, ~ bila bulan sudah tidak bercahaya walau matahari bersinar...

Mohon kemaafan perbuatan dan perkataan, ~ Menyusu itu tidak lagi perlu, Azan tidak lagi didengari...
Mohon kemaafan perbuatan dan perkataan ~ bila ku sendiri tidak tahu mana Manzillahku, bila ku tidak tahu mana kiblatku....
Mohon kemaafan perbuatan dan perkataan ~ bila neraca timbangan tidak lagi selari, bila petunjuk tidak lagi digunakan...
Mohon kemaafan perbuatan dan perkataan ~ bila makan Sudah Tiada rasa, bila telan tapi tidak hadam...

Mohon kemaafan perbuatan dan perkataan ~ bila diri dianggap hina dina oleh segolongan yang menganggap dirinya Malaikat terhebat, Alhamdulillah kamu akan masuk Syurga In Shaa Allah...biarkan diriku terus hanyut dengan kemanisan dunia, tapi In Shaa Allah....Aku terus menyelam kedasar sekiranya ada waktu dan kalau ada Ikan yang bisa mengajarkanku berenang, perlahan2 aku akan belajar. Salute!!!

Surah Al Hujurat Ayat 13
"
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."



                                                    Kisah DiSubuh Hari

Salam,
Dendang subuh berbunyi,
Cuma Kali ini kita main kentung sahaja,
Takut nanti Yusuf bilang kita kupu2 malam,
Buka buku Dendang lagu, biar Kami dibelakang semua ikut mimpi,
Lepas Sujud kita Seru apa yang dihajati,
Bila suda minta Mari kita alas perut ditokoh uncle Siva,
Ada juga yang tinggal, nyanyi lagu depan tiang sampai pagi...

Mohon maaf cukup Sudah untuk Kali ini, ini cerita nanti kita bawa lagi...salam Subuh..

12 Zulkaedah 1434H ~ September 17th 2013M - 3:20am
Slyto Home



Wednesday, September 11, 2013

Hang Tuah / Ang Tu Ah

Hang Tuah Berbangsa Cina - Shahabudeen Jalil


Ramai di kalangan anggota masyarakat kita terutamanya orang-orang Melayu menganggap Hang Tuah adalah legenda pahlawan Melayu. Pada hakikat sebenarnya Hang Tuah bukanlah dari keturunan Melayu sebagaimana yang disangkakan. Itulah yang bakal dihuraikan dalam artikel ini.
Selama ini orang-orang Melayu telah terkeliru atau mungkin tertipu dengan kedudukan Hang Tuah sebagai legenda pahlawan Melayu yang dibangga-banggakan. Hang Tuah sebenarnya telah diMelayukan untuk tujuan kemegahan semacam bentuk yang tercatat pada Robin Hood.
Di dalam bilik-bilik darjah, dewan-dewan kuliah atau seminar bermotifkan sejarah atau kajian sejarah hanya membincangkan tentang kepahlawanan, kebijaksanaan serta kesetiaan Hang Tuah. Kisah Hang Tuah yang diagung-agungkan ini telah menenggelamkan keadaan sebenar tentang asal keturunannya.
Di kalangan masyarakat Melayu dewasa ini telah timbul semacam keraguan tentang pahlawan mereka ini, apabila penghormatan kepada pahlawan mereka mula dipersendakan dengan reaksi-reaksi melampau seperti kelihatan dalam filem Hang Tuah.
Keraguan terhadap kedudukan Hang Tuah sebagai pahlawan Melayu telah menghasilkan satu penyelidikan dijalankan terhadap asal usul keturunan secara hipotesis. Jika pepatah Melayu sendiri telah mengatakan ‘bahasa jiwa bangsa’ dan ‘manusia mati meninggalkan nama’ . Bagaimana pula kita hendak menafikan kenyataan ‘nama menunjukkan bangsa’. Bahasa ‘nama’ merupakan identifikasi yang cukup jelas untuk mengetahui jenis sesuatu bangsa itu.
Bukti yang dapat menerangkan asal-usul Hang Tuah setakat ini, hanyalah dapat disandarkan pada namanya. Oleh itu satu kajian secara hipotesis telah dijalankan dengan bersandarkan kepada ‘nama’ manusia untuk memperolehi jawapan tentang asal-usul Hang Tuah sebenarnya.
Dalam perbendaharaan nama-nama orang Melayu semasa zaman kesultanan Melaayu Melaka, tiada terdapat nama-nama seumpama Hang Tuah, Hang Kasturi, Hang Jebat, Hang Lekir, Hang Lekiu, ringkasnya ringkasan yang bermula dengan ‘Hang’. Sejarah juga telah mencatatkan nama-nama dari bangsa Cina yang bermula dengan Hang, Tan, Maa dan Lee. Ia bergantung kepada suku kaum atau asal-usul keturunan mereka dari wilayah tertentu dari China. Kemungkinan untuk mendakwa bahawa gelaran ‘Hang’ telah dianugerahkan oleh Raja-Raja Melayu juga tiada asasnya.
Mengikut kertas kerja yang dihasilkan oleh Mohd. Yunus Ibrahim dari Jabatan Sejarah UKM dengan tajuk ‘Melaka 1400-1511 Dari Aspek Kemasyarakatan,’ cuma menyatakan bahawa sesuatu penghormatan, ketaatan atau kedudukan adalah diberi gelaran seperti Bendahara, Paduka Raja, Temenggung, Laksamana, Shahbandar dan Mandulika.
Mengikut buku ‘Sejarah Melayu’ edisi W.G. Shellabear penerbitan Malaya Publishing House Ltd. Singapore halaman 123-131, menyatakan tentang Tun Perpatih Putih, iaitu utusan Sultan Mansur Shah ke negeri China telah membawa balik bersamanya seramai 500 orang dayang serta Puteri Hang Li Po. Sultan Mansur Shah dikatakan telah berkahwin dengan puteri dari China ini dan telah menghasilkan anak bernama Paduka Mamat.
Perkara yang menarik dari edisi W.G. Shellabear ini ialah munculnya nama puteri Hang Li Po. Hasil perkahwinan ‘campur’ antara puteri Hang Li Po dengan Sultan Mansur Shah, telah dikurniakan seorang putera dan telah diberi nama Paduka Mamat. Nama Paduka Mamat adalah nama Melayu dan tidak pula berlaku nama ‘Paduka Hang Mamat’ sebagai penghargaan kepada puteri Hang Li Po, contohnya. Sejarah telah membuktikan bahawa nama-nama dari keturunan Cina biasanya bermula dengan Hang, Tan, Maa dan Lee bergantung kepada suku kaum mereka dan dari wilayah tertentu asal mereka.
Jika dihubungkaitkan dengan nama Hang Tuah dari sebutan loghat Cina adalah berbunyi seperti Hang Too Ah. Nama Hang Jebat berbunyi Hang Jee Fatt, Hang Lekir pula seperti Hang Lee Ker, manakala Hang Lekiu seperti Hang Lee Kiew. Mengikut prosedur tentang suku kata nama bangsa atau keturunan Cina, biasanya cuma terdiri dari 3 suku kata sahaja. Nama Hang Kasturi pula diragui kerana 4 suku kata walaupun ia bermula dengan perkataan Hang. Perkataan Kasturi pula ada berbaurkan loghat bahasa Melayu.
Terdapat 3 andaian hasil kajian secara hipotesis yang dijalankan.
Pertama : Hang Kasturi adalah berbangsa Melayu tetapi bergaul rapat dengan anak cucu dari rombongan puteri Hang Li Po.
Kedua : Nama sebenarnya ialah Kasturi tetapi telah digelar Hang Kasturi oleh 4 orang rakan karibnya yang berketurunan Cina sehingga menjadi sebutan yang kekal.
Ketiga : Mungkin nama Cina sebenar Hang Kasturi sukar disebut oleh masyarakat tempatan. Oleh itu mereka telah memberikannya nama baru mengikut loghat orang Melayu tempatan dan nama ini telah diterima dengan baik oleh beliau.
Perkara lain yang menarik ialah petikan kertas kerja Ong Hak Ching. Jabatan Sejarah UKM ada mengatakan bahawa Sultan Mansur Shah telah memberikan tempat kediaaman di Bukit Cina kepada puteri Hang Li Po serta 500 orang dayang-dayangnya. Anak-anak cucu mereka digelar ‘biduanda Cina’ juga bermakna golongan yang dilindungi. Sama ada yang sudah memeluk Islam atau masih memeluk agama asal mereka.
Terdapat 3 andaian secara hipotesis mengenai hal ini.
Pertama : Tidak kesemua dari anggota rombongan puteri Hang Li Po yang memeluk agama Islam.
Kedua : Hang Too Ah, Hang Jee Fatt, Hang Lee Ker, Hang Lee Kiew, adalah keturunan dari rombongan puteri Hang Li Po.
Ketiga : Keempat-empat sahabat ini kemudiannya telah memeluk agama Islam tetapi mengekalkan sebutan nama mengikut loghat bahasa Melayu atas sebab-sebab tertentu, seperti Hang Tuah, Hang Jebat, Hang Lekir dan Hang Lekiu.
Hal yang lebih lanjut mengenai Hang Kasturi. Telah timbul percanggahan pendapat sejak dahulu lagi, sepertimana kajian secara hipotesis ini meragukan tentang nama sebenar Hang Kasturi. Percanggahan pendapat ini berlaku antara pengarang ‘Sejarah Melayu’ dan pengarang ‘Hikayat Hang Tuah’ mengenai siapa sebenarnya telah menderhaka kepada Sultan Melaka. Pengarang Sejarah Melayu menuduh Hang Kasturi manakala pengarang Hikayat Hang Tuah Pula menuduh Hang Jebat.
Pertama :Tersirat sesuatu hal yang unik dan tersembunyi tentang kedua-dua tokoh pahlawan ini sehingga tidak ada satu kata sepakat di kalangan kedua pengarang serta pakar sejarah lampau.
Kedua : Pengarang ‘Sejarah Melayu’ telah menggunakan bahan dalam penulisannya secara mengambil pendapat lisan dan tiada ada satu penyeledikan terperinci, kerana ia menyentuh kisah-kisah yang terlalu luas serta hal-hal yang menyeluruh.
Ketiga : Pengarang ‘Hikayat Hang Tuah’ adalah lebih formal kerana menggunakan semacam bentuk kajian sehingga dapat menggariskan hal-hal peribadi Hang Tuah secara lebih detail.
Hasil kajian secara hipotesis ini telah membuktikan pengarang Hikayat Hang Tuah mempunyai banyak kelebihan dan penulisannya tentang hal Hang Jebat yang telah menderhaka kepada Sultan, adalah diterima mengikut hukum asal. Rumusan daripada kajian yang dijalankan telah menghasilkan penemuan baru yang melibatkan kedudukan Hang Tuah sebagai legenda pahlawan Melayu. Mengikut kajian hipotesis ini, Hang Tuah merupakan pahlawan yang telah diMelayukan demi untuk kemegahan atau simbol kepada orang-orang Melayu. Kita lihat bagaimana hipotesis ini menerangkan asal-usul Hang Tuah.
Hang Tuah adalah anak cucu kepada keturunan rombongan puteri Hang Li Po yang datang ketika pemerintahan Sultan Mansur Shah. Nama sebenar Hang Tuah ialah Hang Too Ah. Tetapi bertukar kepada nama sebutan Hang Tuah apabila pahlawan ini memeluk agama Islam dan berkhidmat kepada Sultan Melaka.PengIslaman Hang Tuah telah mempengaruhi 3 orang rakan karibnya iaitu Hang Jee Fatt, Hang Lee Ker dan Hang Lee Kiew. Keempat-empat sahabat baik ini juga bergaul rapat dengan Kasturi, iaitu rakan sebaya mereka yang berbangsa Melayu. Mereka juga menggelar Kasturi dengan gelaran Hang Kasturi sebagai tanda satu persahabatan yang abadi.
Kelima-lima sahabat ini mula masyhur di kalangan istana apabila mereka menyelamatkan Bendahara dari serangan orang mengamuk. Mereka berlima kemudiannya memeluk agama Islam. Nama-nama mereka mengikut loghat Melayu telah tersebar dengan cepat dan meluas samada di kalangan istana atau orang-orang Melaka ketika itu termasuk nama Hang Kasturi.
Tiada bantahan yang pernah dibuat ketika itu kerana masyarakat Melayu zaman itu telahpun menganggap anak cucu dari rombongan puteri Hang Li Po sama seperti saudara Melayu mereka. Demikianlah serba ringkas kisah Hang Tuah yang berasal daripada keturunan puteri Hang Li Po dari kajian hipotesis ini.
Berdasarkan hipotesis ini juga bererti orang-orang Melayu telah kehilangan seorang pahlawan lagenda yang selama ini mereka bangga-banggakan. Walaupun demikian orang-orang Melayu telah terselamat daripada tuduhan menderhaka kepada Sultan. Hang Jebat atau nama asalnya Hang Jee Fatt yang telah menderhaka kepada Sultan bukanlah daripada keturunan orang Melayu Jati.
Berdasarkan hipotesis ini juga bererti orang-orang Melayu telah kehilangan seorang pahlawan lagenda yang selama ini mereka bangga-banggakan.Walaupun demikian orang-orang Melayu telah terselamat daripada tuduhan menderhaka kepada Sultan. Hang Jebat atau nama asalnya Hang Jee Fatt yang telah menderhaka kepada Sultan bukanlah daripada keturunan orang Melayu Jati?

Kaedah Bacaan Al-Muttaqin

Kaedah bacaan ini merupakan satu inovasi di dalam usaha untuk membina ketaqwaan dan keimanan umat Islam terhadap penghayatan mesej-mesej yang terdapat di dalam Al-Quran. Kaedah bacaan ini bukan bermaksud untuk membatalkan pendidikan Al-Quran sedia ada, tetapi merupakan satu inisiatif murni untuk mengeskstrak teknologi yang sememangnya telah termaktub di dalam Al-Quran sendiri.

Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian
Al-Isra’:82

Berdasarkan firman Allah di atas, jelas membuktikan secara khusus bahawa Al-Quran merupakan “ubat” atau medium rawatan serta membawa kebaikan bagi mereka yang meyakini bahawa Al-Quran benar-benar mukjizat. “Penyakit” yang dimaksudkan pula bukan mencakupi penyakit zahir yang untuk tubuh badan manusia malahan mempunyai makna yang lebih besar.
· Penyakit Sosial
· Penyakit Ekonomi
· Penyakit Dunia
· Penyakit Jiwa
· Penyakit Hati

Dan pelbagai jenis “penyakit” yang sebenarnya merupakan masalah utama masyarakat Islam di dunia pada hari ini. Walaupun begitu, berapa ramai yang benar-benar tadabbur ayat-ayat Allah sebagai wahyu-wahyu yang menghidupkan. Satu petikan daripada Al-Ustadz DR. Nasir Al-Umar mengatakan, ‘Sesungguhnya Al-Qur’an adalah kehidupan jika manusia itu berakal, karena hidup yang hakiki adalah yang berjalan sesuai dengan manhaj Al-Qur’an, jika tanpa manhaj Al-Qur’an maka bukanlah hidup walaupun manusia melihatnya seperti hidup, Allah Ta’ala berfirman :

"Dan apakah orang yang sudah mati kemudian Dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu Dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan”. (Al-An’aam:122)

Kehidupan yang seperti tiada Roh itulah yang menyebabkan masyarakat pada hari ini hilang jati diri dan semangat Islami. Jiwa itu hanya dilihat di bulan Ramadhan sahaja. Selepas daripada itu, kita menyalahkan syaitan yang dilepaskan daripada Neraka sekiranya keadaan “berpenyakit” kembali. Dan umat Islam menghabiskan sisa 11 bulan setiap tahun dengan “membunuh Jiwanya sendiri”.

Rasululullah S.A.W menggunakan aplikasi wahyu-wahyu yang sama di dalam Al-Quran untuk membina modal insan yang benar-benar berkiblatkan Allah Yang Maha Pencipta. Segala penyakit ketamadunan Dunia benar-benar dirawat. Bermula daripada penyakit sistem keluarga, sistem pendidikan, sistem ekonomi sehinggalah sistem kenegaraan, semuanya diubati melalui kaedah Tadabbur Tafaqquh dan Tabayyun yang dipimpin oleh Allah Ta’ala. Konsep terpimpin yang dimaksudkan terkait rapat dengan penurunan Al-Quran dengan cara Asbabun Nuzul atau sebab-sebab turunnya Al-Quran. Perlaksanaan Al-Quran sehingga wahyu terakhir sebenarnya tidak terhenti disitu. Legasi kepimpinan wahyu diteruskan walaupun Rasulullah telah wafat oleh Khalifah Ar-Rasyidin dan seterusnya. Peristiwa-peristiwa demi peristiwa yang menggariskan tentang Sejarah Islam tercipta dan merupakan satu ketetapan Ilahi yang tidak boleh disangkal.

TAKWIM HIJRAH : Satu Teknologi Pengurusan Masa.
Kalendar Islam secara rasminya digunakan oleh Khalifah Umar R.A. sewaktu pemerintahan beliau. Adakah Takwim Hijriah satu ciptaan manusia atau sebenarnya strategi Allah buat hamba-Nya yang benar-benar beriman dengan Allah dan Rasul-Nya? Umar adalah seorang Huffaz dan segala keputusan Ilham beliau adalah berdasarkan Al-Quran dan Sunnah serta keputusan Syuro. Beliau tidak akan membuat sesuatu yang pastinya akan mengundang kekeliruan umat Islam. Konsep Takwim Hijriah ini dilakukan semata-mata kerana kesatuan Umat Islam. Kalendar Tahun Gajah, Kalendar Persia, Kalendar Romawi dan kalendar-kalendar lain yang berasal dari tahun peristiwa-peristiwa besar Jahiliah merupakan asas perkiraan kalendar pada zaman beliau. Walaupun begitu, asas Takwim Hijriah sebenarnya berlaku di zaman Rasulullah lagi sewaktu tahun ke 9 H. Allah sudah merancang lebih awal sebenarnya untuk kita mengambil pelajaran. Untuk menetapkan penggunaan Tarikh Hijrah, Umar telah memilih tahun yang terdapat di dalamnya peristiwa paling agung dalam sejarah Rasullullah s.a.w untuk dijadikan asas permulaan tahun pertama bagi kiraan kalendar / takwim Islam.

Peristiwa tersebut adalah peristiwa hijrah Rasullullah saw dari Makkah ke Madinah. Ini adalah kerana dengan hijrah inilah permulaan pertolongan Allah kepada RasulNya dan agama Islam ditegakkan. Bertepatan dengan wahyu Allah di dalam surah At-Taubah, 9:36-37 yang turun pada tahun ke-9 Hijrah:

Sesungguhnya bilangan bulan-bulan di sisi (hukum) Allah ialah dua belas bulan, (yang telah ditetapkan) dalam Kitab Allah semasa Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan yang dihormati. Ketetapan yang demikian itu ialah agama yang betul lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan-bulan yang dihormati itu (dengan melanggar laranganNya) dan perangilah kaum kafir musyrik seluruhnya sebagaimana mereka memerangi kamu seluruhnya dan ketahuilah sesungguhnya Allah berserta orang-orang yang bertakwa.”(9:36)
Sesungguhnya perbuatan mengundurkan (kehormatan itu dari satu bulan ke satu bulan yang lain) adalah menambah kekufuran yang menjadikan orang-orang kafir itu tersesat kerananya. Mereka menghalalkannya pada satu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, supaya mereka dapat menyesuaikan bilangan (bulan-bulan yang empat) yang telah diharamkan Allah (berperang di dalamnya); dengan itu mereka menghalalkan apa yang telah diharamkan oleh Allah. Perbuatan buruk mereka itu dihias dan dijadikan indah (oleh Syaitan) untuk dipandang baik oleh mereka. Dan (ingatlah) Allah tidak memberi hidayat petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”(9:37)

Perkara ini menjelaskan penetapan pengiraan masa dan kalendar Islam telah dimulakan seawal tahun ke-9 Hijrah, bukan sewaktu pemerintahan Umar R.A. Satu keadaan yang akan membuktikan Takwim Hijrah sebenarnya adalah Ilham Allah untuk hamba-Nya yang memerhatikan. Khalifah Umar hanyalah seorang pemimpin yang menguatkuasakan sistem ini.

Ketetapan Allah berlaku selari dengan petunjuk yang Rasulullah laksanakan berdasarkan wahyu. Ini memberikan kita petunjuk bahawa Rasulullah melakukan sesuatu tindakan selepas Hijrah berdasarkan ketetapan MASA yang teratur dan terperinci sehinggalah baginda mampu membaiyinatkan sebuah peradaban agung Islam yang merangkumi sistem kehidupan yang mengikut landasan Syariah. Ketetapan masa yang dimaksudkan adalah Takwim Hijrah / Islam yang pada hari ini semakin dipinggirkan.

Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan hak? Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu dan mengganti(mu) dengan makhluk yang baru,”(14:19)



Takwim Hijrah bukanlah satu ideologi manusia yang hanya berteraskan sembahan-sembahan duniawi. Sebaliknya merupakan Rahmat yang dikongsikan oleh yang Maha Bijaksana sebagaimana Firman Allah di dalam surah Huud ayat 11 yang bermaksud:

Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu,” (11:1)


Segala penciptaan Allah dan peristiwa yang Allah atur merupakan sesuatu yang Haq termasuk pengiraan hari, bulan, dan tahun. Amat menakutkan sekiranya selama ini kita telah malakukan banyak perkara yang sebenarnya tidak menetapi masa yang Allah gariskan. Nau’zubillah. Jika zaman Uthman R.A. membukukan Al-Quran sebenarnya adalah satu ketentuan Allah SWT untuk menjadikan ukuran perlaksanaan Al-Quran lebih tersusun dan membuktikan bahawa semua yang berlaku pada hari ini merupakan satu ketetapan yang Allah telah susun dengan terperinci berdasarkan masa yang Allah sudah tetapkan. Tiada satu pun perkara atau peristiwa yang berlaku atas muka bumi Allah berlaku secara kebetulan. Inilah yang menjadi teras kepada keyakinan Qada’ dan Qadar.




Maahad Tahfiz Al-Quran - http://mtaqlilmuttaqin.blogspot.com/2013/07/kaedah-bacaan-al-muttaqin-inovasi.html?spref=fb
20 Ramadhan 1434H
Posted by MTAQ Lilmuttaqin at 07:16
 — with Mtaq Lil-Muttaqin.